Disclaimer : Masashi Kishimoto
Summary :
Dari pengagum
rahasiamu sekaligus sahabat terbaikmu *Side Story of Letters Love*
@@@
Naruto POV
Ting-tong....
Bunyi bel rumahku membuatku terbangun di pagi yang dingin
ini. Dengan langkah gontai aku pun membukakan pintu. Anehnya tidak ada
seorangpun nampak dibalik pintu itu, yang ada hanya selembar surat berwarna
kuning dengan setangkai bunga matahari tergeletak manis disamping surat.
Penasaran, aku mengambil surat beserta bunga tersebut. Surat
tanpa nama itu membuatku penasaran. Oke, sebenarnya bunga matahari itu ingin
kubuang saja karena bunga itu sudah sering diberikan oleh para penggemarku.
Tapi surat berwarna kuning itu membuatku penasaran. Diantara surat cinta
berwarna pink yang selalu memenuhi lokerku *dan tentu saja beserta bunga
memuakan itu*, ada selembar kertas kuning dengan bunga matahari yang menempel
dibelakangnya.
Kertas itu sama seperti yang kutemukan di lokerku, tak
bernama. Bedanya surat itu punya amplop yang agak kusam sedangkan kertas kuning
itu hanya berisi puisi indah yang tak bertuan. Lebih tepatnya milik inisial H H.
Setelah menyamankan diri dengan duduk di sofa orange
kesayanganku, perlahan agar amplop itu tidak rusak aku pun membuka surat itu.
Dear Naruto,
Naruto-kun apa
kabar? Kuharap kau baik-baik saja.
Kali ini aku tidak
akan memberikan puisi indah lagi buatmu. Bahkan mungkin ini terakhir kali kau
akan melihat surat berwarna kuning dengan
bunga yang sangat tidak kau sukai itu meramaikan bertumpuk-tumpuk surat di
lokermu.
Kali ini Naruto terbelak kaget. Ia tidak pernah
memberitahukan sembarangan orang, apalagi penggemarnya tentang begitu bencinya
ia pada bunga matahari itu, meski dia tidak suka tapi tentu dia tidak mau
menyakiti orang-orang yang telah berusaha sekeras itu bukan? Tapi kenapa malah orang yang paling sering memberinya
bunga itu justru tetap memberikannya walau tau dia tidak suka?
Seperti orang lain,
aku memang melihatmu seperti bunga matahari itu. Semangat dan senyummu itu
selalu dapat membuat hati tentram sama seperti bunga ini. Tapi alasanku selalu
memberikan bunga itu padamu karena bunga itu dapat mewakili perasaanku,
perasaan cinta bertepuk sebelah tangan.
Tanpa kau sadari,
aku selalu berada didekatmu. Mendengarkan keluh kesahmu tentang sekolah,
teman-temanmu, keluargamu, dan itu semua selalu dapat membuatku merasa special
karena dapat menjadi tempatmu mencurahkan isi hatimu. Sampai hari itu....
Hari dimana kau
mulai menceritakan orang yang kau sukai. Hari aku tau bahwa kau memiliki orang
yang amat special dan hari dimana aku mulai memberikanmu rangkaian puisi
ciptaanku untukmu yang telah lama bertumpuk tanpa dapat kusampaikan.
Legenda bahwa sang
dewi air mati dan berubah menjadi bunga matahari karena cintanya pada sang dewa
matahari mungkin hampir persis sama dengan kisah hidupku. Dimana aku terus
mencintaimu tanpa kenal kata berpaling, namun aku pergi meninggalkanmu bukan
dengan air mata mengalir tapi dengan senyum tersungging.
Karena aku tahu
saat aku tak bisa bersamamu lagi, sudah ada orang yang pantas menggantikanku
terus mencintaimu. Teruslah pasang senyum mataharimu yang selalu kusukai,
karena aku pasti akan terus mengawasimu meski kau tidak akan menyadari
keberadaanku.
Dari pengagum
rahasiamu sekaligus sahabat terbaikmu
Hyuuga Hinata
End Naruto POV
Sunyi.
Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan suasana kamar
serba orange yang menyilaukan mata.
Ditengah-tengah ruangan itu terduduk seorang pemuda
tampan berrambut orange. Hatinya
serasa remuk menghadapi kenyataan orang yang selama ini
adalah sahabat baiknya, yang akan dia jaga dengan mempertaruhkan seluruh
hidupnya, ternyata merupakan korban dari ketidakpekaan dirinya.
Air mata penyesalan mulai
menggenangi safir biru milik Naruto. Akibat dirinya, justru sahabat yang ia
janjikan kenangan indah sebelum akhir hidupnya justru diakhir hidupnya terus
membawa perasaan cinta yang tak pernah kesampaian.
Dirinya merasa menjadi pemuda
yang bodoh. Dengan sepenuh hati dia mengejar wanita yang sampai sekarang tak
membalas perasaannya, wanita yang sekarang hanya memiliki sebagian dari
hatinya.
Ya, hanya sebagian dari hatinya.
Karena keegoisannya dia tak pernah mengakui kalau hatinya sudah menjadi milik
wanita lembut yang mengirimkan surat ini padanya.
Dia tak mau melanggar
kata-katanya, dia telah berkata mencintai wanita bersuai pink dan tak akan
menyerah mendapatkannya. Akibatnya? Sekarang dia justru membuat wanita yang
merupakan sahabat baik sekaligus wanita yang dicintainya mati dengan membawa
cinta yang tak sempat terbalaskan.
Dia menyesal, sangat menyesal….
TAMAT
Permisi. Salam kenal. :D
BalasHapusSaya tidak menyangka akan menemukan satu fic bagus yang dipromosikan di salah satu grup NaruHina.
Senang sekali, setelah sekian lama saya hiatus, bisa membaca fic NaruHina yang begitu indah, nyaman dibaca, dan layak disukai. Aaaah... senanagnyaaa... XD
Terima kasih sudah membuat fic ini. #deep bows
Hanya ada satu typo di sini. Subarashii desu yo nee~ #applause
Oh, ya. Saya boleh minta tolong diceritakan tentang line ini: Legenda bahwa sang dewi air mati dan berubah menjadi bunga matahari karena cintanya pada sang dewa matahari. Itu dari legenda apa, ya? Saya tertarik dengan line ini, barangkali inspiratif dan dapat memberikan sesuatu sebagai bahan referensi untuk fanfiksi yang stuck "tanggung" begitu.
Maaf ngerambling. Sekali lagi, terima kasih, ya! ^__^
Wah... makasih komen dan pujiannya ^__^
HapusKalau soal legenda itu, cerita singkatnya sih sudah seperti yang di atas. Tapi sayangnya aku lupa di mana baca legenda lengkapnya,ketemu sih legenda yang serupa di alamat ini :
http://sasakala.wordpress.com/sasakala-cinta/dongeng-bunga-matahari/
Maaf ya kalau legendanya agak berbeda. Mudah-mudahan bermanfaat ^__^