Asal-usul gambar |
Night to remember….
Yeah, kalimat yang pas untuk menggambarkan malam perpisahan
terakhir kami.
Dimana para cowok berubah menjadi pria gagah dengan jas dan
sepatu pantofel mengkilat…
Dimana para cewek berubah menjadi putri semalam dengan
gaun-gaun dan riasan yang terpoles …
Singkatnya, ini seperti pesta-pesta gitu ^__^V
Seru sih, sayangnya awal acara itu ngebosenin banget. Ralat,
pertengahan acaranya yang ngebosenin. Awal acara sih dibuka dengan makan-makan *tukang makan*.
Bagaimana tidak bosan? Banyak dikata-kata sambutan. Malah
yang dibahas politik lagi -__-
Jadi~ gak salah kan kalau kita menghabiskan waktu dengan
bercengkrama *baca: gossip*
Tapi sisanya menyenangkan kok. Makanannya enak-enak,
tempatnya luas dan terang, para penyanyi yang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari murid sampai guru, bahkan dari yang suaranya indah sampai yang serak-serak lumpur juga ada. Tapi, yang paling saya sukai itu film dokumenternya
yang keren abis…
Film dokumenternya mulai dari waktu MOS sampai kelas tiga.
Bahkan ternyata ada penghianat kelas, ciri-cirinya berinisial IGNA. Panjang
kan?
Pasalnya, ternyata dia biang paparasi di kelas. Begini
ceritanya, waktu itu dia masuk membawa kamera. Dengan segenap kenarsisan *?*
banyak teman kelasku yang langsung berpose. Eh dianya bilang…
“Gak nyala kameranya.”
Dan ternyata foto itu justru masuk dalam film documenter.
Wah, wah, meminjam panggilan Rhyme…
“Boy, itu kejutan yang menyenangkan.”
Salut banget sama IGNA. Kita gak menyangka foto itu bakal
masuk. Thats a sweet surprise...
Waktu diperpisahan, ada dua orang yang selalu setia
bersama-sama dengan saya. Mereka adalah Lia dan Dita.
Bahkan, mereka adalah sohib sejati dalam membunyi-bunyikan
piring ^__^
Pasalnya, sehabis makan piring-piring diletakan di bawah
kursi. Jadi, kecerobohan sedikit saja dapat membunyikan piring-piring baret
*piringnya betul-betul lebar* itu.
Sapai puncaknya, saat itu saya sedang bosan. Lalu dengan
rayuan iblis, saya ngajak salah satu sohibku, Dita, pergi ke kamar kecil. Tanpa
pikir panjang, dia langsung setuju. Lalu mulailah kami berdua berdiri. Sialnya,
pas lagi jalan si Dita lengah. Dia nginjak tuh piring baret dan….
Prak…
Dengan tidak berpri pertemanan gue langsung duduk di kursi
terdekat. Dan dengan amat sangat jelas gue dengar teriakan…
“Ini anak-anak! Kayak cacing kepanasan saja!”
Well, ternyata meminjam panggilan dari Dwi, si Kanjeng Mami
masih bisa juga marah-marah dan ngeluarin deathglare-nya.
Singkatnya, gue dan Dita dengan melewati berbagai cobaan
sampai juga di kamar kecil. Tapi sepertinya dewi fortune sedang kesal dengan
kami berdua. Itu kamar mandi sudah bau, kotor, tisu bertebaran, nggak deh.
Akhirnya cuma Dita yang masuk. Gue nunggu di luar. Untungnya
Dita cuma mau ngerapihin jilbabnya jadi gak ngegunain tuh closet, jadi cuma kacanya
saja yang digunain.
Dan di acara itu gue mecahin rekor pulang malam. Jam dua belas
malam baru pulang! Weleh weleh... gue resmi jadi remaja...
Itulah kisah-kisah sewaktu perpisahan. Gak terasa, sebentar
lagi kita akan terpecah-belah pergi ke tempat yang bahkan saat ini belum kita
bayangkan. Kita akan menyusul teman-teman yang telah lebih dulu merantau
seperti Alia, Dwi, Bg, dkk …
Miss you friends….
Well, ini foto-foto sewaktu perpisahanku. Cek it out! ^__^
Nb : Nama terurut dari kiri ke kanan
Dita, Aku, Lia |
Rhyme, Dita, Aku, Lia |
Lia, Aku, Dita, Nuning |
Wahyu, Lia, Aku, Dita, Nuning |
Wahyu, Lia, Aku, Dita |
Wahyu, Lia, Nuning, Dita |
Aku, Nuning, Dita |
Wahyu, Nuning, Dita |
Wahyu, Nuning, Dita |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar