klik here for more photo |
Tukang? Bukan pilihan yang bagus untuk liburan? Mungkin kau
harus pikirkan lagi.
Jujur saja, di tengah liburan yang super duper panjang ini,
aku tak pernah kepikiran akan menghabiskan waktu dengan menjadi tukang.
Sebenarnya sih ini merupakan rencana yang tak pernah
terencana*?*. Awalnya, setelah dengan sukses membuat kepala sakit dengan ikut
tes SNMPTN di Surabaya, saya langsung bertolak ke Makassar.
Saya mikirnya saat di sana nanti akan dihabiskan dengan
jalan-jalan, baca, makan, baca, tidur, makan, tidur…. Dan kawan-kawan lah. Eh,
ternyata disana pemandu tur a.k.a tanteku justru sibuk jadi tukang di rumahnya
sendiri. Jadilah aku menjelma menjadi asisten tukang. Urutannya sih kira-kira
begini:
Boss :
Tanteku *penghasil uang*
Kepala tukang :
Om *ahli pertukangan*
Tukang :
Alden *merangkap seksi sibuk*
Kak Jansen *merangkap seksi transportasi*
Jangan tanya tugasku, aku hanya asisten. Jadi, aku
bantu-bantu saja. Berhubung tanteku itu masih lajang, dia rencananya menjadikan
rumahnya objek persinggahan. Xixixi, jadi nambah lagi rumah yang bisa di
obrak-abrik.
Sebagai assisten, gue malah jadi tukang cuci piring, nyapu,
masak, dkk deh. Plus ngecat dan ngelupasin cat.
Jadi tukang itu seru loh. Macam-macam yang bisa terjadi. Ada
yang lucu seperti gaya nungging masang tiang *?* sampai yang mengerikan seperti
ember semen yang jatuh di wajah Alden.
Tenang saja, berkat hidungnya yang tinggi dia berhasil
selamat tanpa melukai matanya. Ya, meskipun akibatnya hidungnya jadi makin
bengkok saja *Alden: pegang golok* *just kidding ^__^V*
Lagipula, aku hapy-hapy saja. Soalnya di sana tersedia buku
dan makanan enak, gue bisa hidup kok kalau begitu.
Bila kau berfikir untuk menjadi tukang supaya kurus, lebih
baik jangan di Makassar. Bukannya tambah kurus, saya malah tambah gendut -__-
Gimana gak mau gendut? Makanannya di sana enak-enak euy.
Mulai dari yang standart….
klik here for more photo |
Sampe yang high class, enak semua!
klik here for more photo |
Cukup lama juga saya di sana. Kurang lebih sebulanlah,
apalagi rumah itulah yang menjadi saksi bisu teriakan-teriakanku waktu lihat
pengumuman. Gimana gak teriak-teriak gaje? Gue lolos! Dengan gak
disangka-sangka, gue lolos! *nari hula-hula*
Gimana gak senang? Hanya keajaiban saja yang bisa buat sa
lolos itu tes. Meskipun saya lolosnya di pilihan ke dua, tapi rasa senangnya
gak berkurang ^__^
And finally, waktunya saya keluar dari pekerjaan
tukang-menukang. Soalnya sudah ada panggilan pulang, so i must go back to
Kendari. Bye-bye Makassar… I will come back some day.
Muka tukang memang kau... wakakkaka...
BalasHapusngek, biarmi sy tukang. bagaimana mi kabar itu dapur di kampungmu? ko nikmati ji itu bawang2? :P
Hapus