Setelah sekian lama, akhirnya aku betul-betul masuk kelompok
bela diri, tepatnya UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Wushu. Kenapa masuk Wushu? Ya
kalau ditanya begitu sih mungkin karena katanya kalau masuk ini bisa melatih
kesabaran yang sangat dibutuhkan profesiku. Secara nantinya kalau udah berhasil
(amin) pasienku kan tidak bisa bicara, kalau aku cepat emosi bisa-bisa jadi
malpraktek lagi....
Dan berakhirlah aku di UKM ini. Tapi memang menyenangkan.
Seniornya baik-baik, meskipun ya latihannya sedikit menyakitkan... karena mulai
latihan di umur yang terlampau ‘lebih’ jadi kita udah gak lentur lagi. Jadilah
latihannya ‘agak’ menyakitkan.
Apalagi latihan kelenturan. Jika kau sial dan terlihat oleh
senior maka siap-siap saja latihan dengan punggung ditekan, tangan ditarik, dan
segala macam penyiksaan yang lain. * penyiksaan karena udah gak lentur lagi*
Berkat ‘power of laught’ latihannya jadi terasa ringan.
Tambah teman baru dari jurusan sastra, pariwisata, teknik, ya macam-macamlah
jenisnya *?*
Salah satu senior yang berinisial A misalnya. Dia sempat
–atau masih?- membuat salah satu temanku Riska jatuh dalam perangkap. Karena
ya, si Riska ini baru ikut wushu untuk pertama kalinya dia gak tau kalau senior
A ini senior. Jadi, si senior langsung manggil si Riska kakak. Dengan polosnya
si Riska percaya saja dengan yang di katakan senior A itu. Bahkan sampai
sekarang si Riska belum tau kalau senior ini sudah semester tiga... mana si
senior ngaku-ngaku kelahiran 95 lagi -_-
Salah satu keasikan lainnya juga adalah bisa melihat
adik-adik yang lucu latihan. Mulai dari yang SD atau mungkin TK juga ada.
Bayangin anak kecil yang chaby loncat-loncat lucu banget ^_^
Meskipun lucu, latihan sama anak kecil bagai pedang bermata
dua. Soalnya mereka lebih jago dari kita euy... miris~ T_T
Kalau sudah begitu ya kita tinggal menghibur diri bilang
‘mereka kan udah duluan latihan. Lah kita? Udah tidak lentur, baru dua minggu
lagi latihannya’ benar-benar alasan yang bagus bukan?
Selain ikut wushu aku juga ikut PMK (Persekutuan Mahasiswa
Kristen). This grup make me remember about PERSIK SMANSA...
Dan akhirnya setelah berbagai masalah yang menghadang dan
membuatku tidak bisa mengikuti ibadah bersama, untuk pertama kalinya aku
mengikuti ibadah PMK. Ternyata PMK benar-benar mirip dengan PERSIK. Setelah
ibadah berjalan, aku semakin yakin PMK betul-betul persis dengan PERSIK.
Sama-sama punya orang yang nungguin di depan pagar -ya mungkin kali ini bukan
pagar tapi depan kelas- untuk menghalau adik-adiknya untuk ikut ibadah. Ah~
benar-benar nostalgia...
Lalu saat ibadah selesai ada pemilihan panitia natal. Bahkan
pemilihannyapun sama dengan PERSIK, sama-sama orang yang di pilih menjadi ketuanya
menolak. Sekali lagi ‘ah~ nostalgia’ entah mengapa, rasanya nostalgianya sisi
negatif mulu ya?
Sebut aku orang yang terlalu sensitif. Aku ngerasa nostalgia
yang meskipun mengandung sisi negatif rasanya benar-benar menyentuh serasa
‘jleb’ gitu *?*. Missing my brother and
sister di PERSIK.
wiiii ada berapa UKM di Udayana, Bibibi?
BalasHapusbeehhh, di sini di jurusanku cuma tiga... dan yeaaahhh.... yeaaahhh... agak-agak gimanaaa gituuu...
UKM organisasi tingkat univ, yah kira-kira lebih dari sepuluh kalau sy gak salah ingat. kalau d jurusanku ada lagi mimpro kurang lebih delapan, dengan tiga organisasi besar tingkat fakultas yang setara dengan osis.
Hapus